Di Malaysia,
tingginya konsumsi energi telah mengakibatkan berkurangnya cadangan energi
tradisional seperti minyak dan gas alam. Pada tahun 2022, hanya sekitar 2%
pasokan listrik di Malaysia yang berasal dari energi terbarukan, yang jauh di
bawah target 30% dari struktur energi. Dengan tantangan ini, Malaysia perlu
memastikan keamanan energi serta mendiversifikasi pasokan energi dengan tetap
fokus pada pembangunan energi yang berkelanjutan. Langkah-langkah strategis
yang perlu diambil untuk meningkatkan pemanfaatan sumber energi terbarukan guna
mengurangi ketergantungan pada energi konvensional dan menjaga kepunahan
lingkungan serta ekonomi negara.
BACA JUGA : MAHAKARYA NUSANTARA HADIR DI PKKMB UNESA 2024
Dalam
penelitian ini, evaluasi sistem dikembangkan berdasarkan empat kriteria utama
yang saling terkait, yaitu aspek teknis, ekonomi, sosial, dan lingkungan, yang
secara langsung mendukung tujuan yang diinginkan. Sebanyak 15 sub-kriteria yang
terkait dengan setiap kriteria dipertimbangkan berdasarkan data ilmiah yang
tersedia. Keempat opsi energi terbarukan utama dipilih sebagai alternatif
solusi: tenaga surya, biomassa, angin, dan tenaga air. Untuk memilih di antara
opsi tersebut, model keputusan seleksi energi terbarukan yang sistematis
digunakan, menggabungkan teori himpunan fuzzy dan teori akumulasi prospek.
Pendekatan ini membantu mengatasi permintaan dan preferensi pengambil keputusan
dengan cara yang komprehensif dan inovatif, sehingga memungkinkan pengambilan keputusan
yang lebih efektif dan berkelanjutan dalam menghadapi kerumitan dari masalah
pemilihan energi terbarukan.
BACA JUGA : PRODI PWK UNESA IKUTI KEGIATAN ASPI DI BATAM
Dari hasil
penelitian yang dilakukan, tenaga surya ternyata menjadi pilihan utama yang
paling sesuai untuk pembangunan berkelanjutan di Malaysia, diikuti oleh
biomassa, angin, dan tenaga air. Efisiensi, periode pengembalian investasi,
penciptaan lapangan kerja, dan emisi CO2 merupakan faktor-faktor kritis yang
sangat mempengaruhi pengembangan energi terbarukan di negara ini. Selain itu,
diketahui bahwa energi alternatif terbarukan sensitif optimal terhadap
parameter prospek, yang mencerminkan karakteristik pengambil keputusan dalam
berbagai situasi yang berbeda. Hal ini menunjukkan pentingnya mempertimbangkan
aspek-aspek ini secara hati-hati dalam pengambilan keputusan terkait pemilihan
dan pengembangan energi terbarukan di Malaysia, untuk memastikan kesesuaian
dengan kebutuhan dan kondisi yang ada.
BACA JUGA : JAMSOSTEK MOBILE, AKSI NYATA TRANSFORMASI DIGITAL BPJS KETENAGAKERJAAN
Melalui penelitian ini, telah ditemukan informasi berharga yang dapat menjadi panduan bagi para pengambil keputusan di Malaysia dalam menyusun strategi pengembangan energi terbarukan secara ilmiah. Analisis mendalam terhadap masalah yang sedang dihadapi saat ini serta rekomendasi yang disampaikan dapat menjadi landasan yang kuat untuk menuju transisi menuju energi terbarukan dan pembangunan berkelanjutan di Malaysia. Dengan mempertimbangkan temuan dan saran dari penelitian ini, diharapkan dapat membawa negara menuju masa depan yang lebih bersih, berkelanjutan, dan ramah lingkungan.